nata (part 2)
Sampai dirumah Nata langsung makan dan mandi, lalu mempersiapkan untuk MOS besok. Saat sedang beres-beres utnuk perlengkapan besok, tiba-tiba HP Nata berdering, tapi yang menelepon private number. Nata mengangkatnya, tapi tak ada suara sama sekali. Sudah 3 kali itu terjadi, lalu ada SMS masuk bersamaan dengan telpon misterius itu. Nata mendiamkan telpon sampai mati, barulah ia membaca SMS masuk.
From : +628569586425
Nat, besok bawa apa aja?
Nata menduga bahwa yang dari tadi menelponnya adalah nomer ini dan pasti ini Nico. Nata akhirnya membalas SMS Nico. Sebelumnya ia mensave nomer Nico.
To : Nico
Bw mknnan sndri, tapi hrs 4 sht 5 smprna. Bw name tag bntuk buah duren disi nm, asl skul, sm tgl lhr. Lo td tlp gw pke prvt num??
Send message..
Lima menit kemudian Nico menelepon Nata dengan telpon rumah.
“Halo,bisa bicara dengan Nata?”
“Ya, saya sendiri. Sapa ni?”
“Ni gue Nico. Tadi pulsa gue habis.”
“Napa?”
“Berarti besok harus bawa buah ma susu donk!pake sayur juga??terus name tagnya bikin kayak duren gimana caranya??”
“Ya, harus ada susu, buah ma sayur! Lo pikir aja gimana bentuk duren. Terus lo buat deh!”
“Mana bisa!”
“Bisa lah kalo lo punya imajinasi dan kreativitas.”
Nico diam saja menahan marah. Setelah menghela nafas, akhirnya Nico bisa menahan kesal.
“Iya dah! Oya, soal lo nuduh gue yang ngisengin lo pake private number, lo salah. Gue aja nggak punya pulsa buat telpon. SMS aja tadi Cuma sekali.
“Yaudah, gue minta maaf. Lagian bareng gitu tadi sama SMS lo.”
“Yaudah!Tengs ya!GN!”
“Ha?Nama gue bukan GN!Nama gue Nata.”
“Maksud gue Good Night!Da..”
“GNT!!” Kata Nata sambil tersenyum.
“Ikut-ikut!” Kata Nico lalu mengakhiri telponnya.
Nico senang bisa berteman dengan Nata. Perasaannya berkata bahwa Nata tidak seburuk kelihatannya. Tak berapa lama Nico menutup telpon, ada SMS masuk di HPnya. Ternyata ada 2 SMS yang masuk secara bersamaan. Nico membuka pesan yang pertama.
From : Vika syg
Co, gmn hr prtm skul?? Kngn m km ni.pdhl kmrn br ktmu y!!bsk bw p j??bsk q dsrh pke rumbai dr smbu kmpor..ugh!
Nico membalas SMS dari Vika, ceweknya yang baru berjalan 2 minggu.
To : Vika syg
Wah!hr ni seru!q ktmu ma Daril tmn SD q dl. Q skls sm Nadia ma Bima.bsk q srh bw mkn 4 sht 5 smprn.gila y!dah gt td q telat, jd kena hokum deh!
Setelah mengirim SMS itu, Nico membaca SMS ke dua, SMS itu dari Nata.
From : Nata
Co,bsk nme tag’a diklungin pake tli rfia wrn merh m kning. Yg merh di lher yg kning di pinggang. GNND (Good Night Nice Dream) :-p
Membaca SMS Nata, Nico langsung kelabakan membuat name tag dan menyiapkan segalanya dengan buru-buru, sampai SMS dari Vita tidak di balas oleh Nico.
Keesokan harinya Nata berjalan dengan tasnya yang membawa makanan 4 sehat 5 sempurna. Didepan gerbang sudah menunggu kakak kelas yang akan memeriksa kelengkapan MOS.
Nata baru ingat ada yang terlupakan. Tali sepatu Nata bukan hitam dan putih. Tapi putih dua-duanya. Nata takut kalau nanti dia akan dihukum oleh kakak kelasnya. Saat Nata bingung, tiba-tiba Nico mengagetkan Nata dengan suara deru motornya.
“Kenapa nggak masuk?” Tanya Nico.
“Tali sepatu gue, lupa gue ganti. Harusnya item putih. Tali sepatu gue putih semua.” Kata Nata menunjukan tali sepatunya.
Nico melihat tali sepatu Nata dan tali sepatunya yang juga semua hitam.
“Nah!tali sepatu lo sini kasih gue. Tali item gue buat lo. Gimana?”
“Yaudah!cepet!keburu masuk.”
Nico dan Nata bersembunyi di belakang mobil yang tidak jauh dari sekolah, lalu melepas salah satu tali sepatu masing-masing dan memasangnya dengan buru-buru. Akhirnya mereka berdua memasukisekolah dengan perasaan tenang. Tapi saat akan berjalan kearah kelas, tali sepatu Nico yang di pakai Nata tidak terikat dengan keras, akibatnya, saat berjalan, kaki Nata menginjak tali itu dan terjatuh. Seluruh kakinya terasa sakit. Beberapa anak tertawa melihat itu. Tapi ada dua orang cewek yang menghampiri Nata.
“Hai!Lo nggak apa-apa?” Tanya cewek dengan kacamata minusnya, Nata ingat cewek ini bernama Asti, teman sekelasnya.
“Hem??Nggak papa koq!” Kata Nata sambil berdiri dan melihat kakinya sedikit lecet dan memar.
“Yaudah!Lo kelas X2 kan?Kita temen sekelas. Nama gw Asti, ini Isya.”
Nata tersenyum pada mereka berdua, tiba-tiba dari tangga terlihat seorang cewek dengan tubuh subur menghampiri mereka bertiga dengan nafas tersengal-sengal.
“Gila!berat banget ni!nyape-nyapein aja sih!”
“Yang berat itu lu Wi! Makanya diet donk!” Kata Asti pada Tiwi.
“Yee..koq malah ngejekin gue.” Kata Tiwi dengan bibir monyong.
“Gue juga gendut koq!” Kata Nata dengan suara kecil.
“Hahaha…tapi lo nggak seguede dia Nat!” Kata Isya.
Mereka berempat memasuki kelas dan duduk di tempat masing-masing. Nata baru tahu kalau Asti dan Isya dulu satu sekolah dan Tiwi berbeda. Makanya Asti duduk dengan Tiwi dan Isya duduk dengan Ina yang dulu satu sekolah dengan Tiwi.
Nata duduk di tempatnya. Disitu sudah ada Nico yang sedang mengobrol dengan Bima. Nata jadi hanya diam saja. Nata memegang tasnya terasa basah. Nata langsung teringat dengan susu yang ia letak di dalam tas. ‘Jangan-jangan kardus susunya pecah lagi!’ pikir Nata panik.
Nata langsung dengan panik membuka tasnya dan dengan wajah mau menangis melihat kardus susunya memang pecah dan membasahi bagian bawah tas Nata. Nico melihat itu langsung bertanya pada Nata. Tapi tidak jadi, Karena Nico sudah melihat apa yang membuat Nata menjadi diam.
“Nat, kardus susu lo pecah?” Tanya Isya yang melihat Nata.
“Iya.” Jawab Nata pelan. ‘Sial banget sih gue hari ini!’ kata Nata keasl.
Nico langsung pergi keluar kelas menuju kantin dan membeli susu kardus untuk mengganti milik Nata yang sudah pecah. Nico tak tahu kenapa tiba-tiba jadi mau membantu Nata.
“Ni Nat!Yang baru.” Kata Nico menyerahkan susu kardus itu pada Nata.
“Makasih ya,Co!” jawab Nata sambil tersenyum senang.
Hari ini mereka akan meminta tanda tangan kakak kelas tapi untuk mendapatkannya mereka harus di kerjai, kakak Nata pernah berkata kalau itu memang sudah jadi tradisi dari dulu, jadi Nata harus terima aja nasib, begitu kata kakak Nata yang kini duduk di kelas 2 SMA di SMA Dorodes.
Nata senang hari ini dia mulai mendapat banyak teman disekolah. Walaupun dia lebih dekat dengan Asti, Isya, dan Tiwi. Hari ini Nata sangat lelah karena ada kakak kelas yang menyuruhnya untuk berlari naik turun tangga. Saat makan siang, mereka semua mengeluarkan makan siang masing-masing.
Hari ini Nata sengaja membawa tahu,tempe goreng ikan bandeng dan oseng kangkung. Makanan kesukaan Nata, jadi dia sangat lahap. Sambil makan siang, Kak Intan mengumumkan sesuatu sampai membuat Nata tersedak.
“Besok kalian bikin surat cinta ya!di kasih foto sama nomer HP. Yang cowok ngasih kekakak kelas cewek yang cewek ngasih kekakak kelas cowok. Inget ya!”
“Dan satu lagi! Harus bagus ya!Bahasa yang puitis..” Tambah ka Rino. Sambil tersenyum pada Nata.
Kak Rino adalah teman SD Kak Fian, kakak dari Nata. Jadi tidak heran kalau ia sengaja mengerjai Nata. Nata paling tidak bisa kalau harus berpuitis untuk orang lain. Banyak sekali puisi buatannya yang dia simpan dalam satu buku. Tapi bagi dia itu cukup jadi miliknya.
“Lo harus buat yang bagus ya!kan lo pinter buat puisi. Ntar dapat hadiah koq!” bisik Kak Rino pada Nata.
“Mau dapet hadiah berapa pun atau apaun juga, gue nggak mau!mending besok gue nggak masuk!” Jawab Nata.
“Besok gue suruh kakak lo ni!” Ancam Rino.
“BODO!” Kata Nata sambil menjulurkan lidahnya.
***
Seumur hidupnya Nata nggak akan pernah mau nulis puisi buat orang lain. Dia pernah nulis puisi, tapi tulisan puisi itu di jadikan bahan ejekkan untuk temannya. Nata jadi kesal dengan Kak Rino, sepulang sekolah Nata menunggu kak Rino didepan sekolah. Hari ini Nata akan diantar pulang oleh Kak Rino, karena Nata perlu bicara dengan kak Rino.
“Yuk ke mobil gue!” ajak Kak Rino.
“Cewek lo mana?nggak bareng??” Tanya Nata yang celingukan mencari Sari, cewek yang di yakininya sebagai cewek Rino.
“Cewek gue siapa?ngaco lo ya!” Kata Rino sambil membuka kunci mobilnya dan menyuruh Nata masuk.
“Kak Sari, yang waktu ultahnya Kak Fian dateng bareng lo.”
“Bukan cewek gue itu!itu sodara sepupu gue. Cowoknya anak 3IPA3.”
Rino mulai menjalankan mobilnya, Nata tidak melihat kalau beberapa teman sekalsnya melihat Nata pergi bersama Rino. Termasuk Nico yang saat itu akan pulang bersama Bima dan Daril.
“Eh, Nata tuh!Wah, baru 2 hari sekolah disini udah dapet gebetan kakak kelas.” Kata Bima menunjuk mobil Rino dengan dagunya.
“Kenpa lo ngurusin itu?urusan dia kali.” Kata Daril.
“Eh, gue duluan ya!mau jemput Vita di sekolahnya.” Kata Nico.
“Lo masih sama Vita?” Tanya Bima.
“Masih!duluan ya!” Jawab Nico sambil menjalankan motornya.
Tengah malam kemarin, Nico baru melihat SMS dari Vita. Vita memintanya untuk menjemput di sekolah. Selama 2 minggu mereka berpacaran sudah berkali-kali mereka bertengkar karena Vita selalu egois. Nico selalu menuruti kemauan Vita untuk mengantar kemana pun yang Vita mau. Kalau Nico tidak mengiyakan, Vita pasti akan marah. Tapi kalau Nico sudah mengatakan putus, Vita tidak mau mengabulkannya. Malah Vita akan menangis. Nico sebenarnya lelah dengan Vita. Sikap Vita tak pernah berubah.
***
Di mobil Rino..
“Kenapa lo ngajak gue pulang bareng?” Tanya Rino.
“Gue nggak mau bikin puisi!” Kata Nata.
“Kenapa nggak mau?itu kan tugas dari OSIS. Emank acaranya kayak gitu!” Kata Rino.
“Nggak mau!”
“Lo takut kayak dulu lagi??”
Nata hanya diam, dia jadi teringat kejadian waktu dia SMP dulu. Rino juga tahu kejadian itu. Saat Nata kelas 1, Nata sedang berada di kelas karena malas keluar kelas saat istirahat. Dia memutuskan untuk menulis puisi di buku khususnya. Tentang cowok yang dia sukai, Nata saat itu pernah menyukai Rino. Tapi Nata tak berharap banyak untuk mengenal Rino, karena Rino sangat terkenal diantara kakak kelasnya.
Tapi karena Rino teman Fian sejak SD, jadi Nata bisa dekat dengan Rino. Nata yang tiba-tiba kebelet pipis, langsung meninggalkan puisinya di atas meja. Nata tidak tahu kalau ada seorang anak cowok yang mengamatinya dari luar, saat Nata keluar kelas cowok itu masuk dan melihat sejenak kertas milik Nata dan merobeknya satu.
Saat Nata kembali, Nata kaget karena buku puisinya sudah ada di lantai dan ada bekas robekan. Itu puisi tentang Rino! Nata jadi panik. Tapi bel masuk telah berbunyi, Nata tidak sempat mencari siapa yang merobek ketas itu. Sepulang sekolah Nata menemukan kertasnya tertempel di Mading. Banyak anak yang membaca puisi Nata. Selama seminggu Nata dan Rino menjadi bahan ejekan. Ada yang bilang puisi Nata norak dan nggak bagus sama sekali.
Nata akhirnya tahu siapa yang membuat Nata malu setengah mati selama seminggu. Deni, teman sekelas Rino yang suka pada Nata. Deni mengakui kesalahannya, setelah Rino menceritakan kalau Nata tidak mau masuk sekolah karena malu.
Nata menghela nafas panjang kalau ingat kejadian itu.
“Pliz,Rin!Buat gue ada dispensasi donk!” Kata Nata sambil memohon.
“Lo tenang aja!nggak akan ada yang ngejekin lo koq!lagian ntar puisi itu nggak bakal di baca di depan anak-anak satu angkatan.”
“Bisa nggak sih kalo nggak kayak gitu bikinnya?”
“Lagian puisi lo itu bagus koq!jadi jangan malu buat nunjukin kemampuan lo!” Kata Rino sambil menggenggam tangan Nata.
“Apa-apan sih lo megang-megang tangan gue!Genit lo!” Kata Nata sambil menarik tangannya. Tapi karena terlalu kuat menarik, tangan Nata terbentur dashboard. “Aduh!”
“Dulu kan lo naksir gue, sekarang nggak lagi nih??” Tanya Rino dengan cengir kudanya.
“Sory aja ya!kalo dulu gue tau lo punya sikap genit dan jail!gue nggak akan pernah naksir lo!” Kata Nata sebal.
“Oh, andaikan kau tau bagaimana perasaan ku yang terpendam.” Kata Rino dengan peragaan membaca puisi yang dulu pernah di buat oleh Nata.
“Stop!Argh..!Nyebelin banget sih lo!udah deh!”
Rino tertawa melihat sikap Nata yang kesal. Rino senang sekali mengganggu Nata. Rino sudah menganggap Nata sebagai adik sendiri, karena Rino adalah anak tunggal. Rino selalu membagi apa yang ia miliki dengan Nata. Jadi Rino seperti memiliki adik sendiri.
“Nat,nginep di rumah gue mau nggak?” Tanya Rino.
“Mank kenapa?” Tanya Nata sambil melepas ikat rambutnya dan mengibaskannya seperti dalam iklan shampoo.
“Habis dah lama kan lo nggak nginep di rumah gue. Om sama tante kangen sama lo.” Kata Rino.
Ayah dan Ibu Rino juga sudah menganggap Nata sebagai anak sendiri.
“Ntar gue tanya nyokap dulu ya!” Kata Nata.
Diam-diam Rino memperhatikan Nata dengan sudut matanya,’Nata cantik juga!’ Rino geleng-geleng kepala, Nata malah ketawa melihat cowok disebalahnya yang geleng-geleng kepala nggak jelas.
“Kenapa lo?Pusing?Sini gue yang nyetir!” Kata Nata sambil menarik stir mobil.
“Kagak! Gue bingung aja! Koq cewek kayak lo bisa di taksir Deni dulu!hahaha..”
“Apaan sih, No maksud lo?!” Kata Nata sambil melipat tangan di depan dada dan memonyongkan mulutnya.
“Tu kan ngambek lagi!Maksud gue, lo kan jelek!udah ndud, item, cengeng, tukang ngambek lagi!
“Iya!Iya!Gue emang jelek!Puas!”
Rino membelai rambut panjang Nata, tapi ditepis oleh Nata. Rino akhirnya berhenti di sebuah toko dan membawa es krim.
“Nih, jangan ngambek lagi ya!” Kata Rino sambil menyodorkan es krim pada Nata.
Nata awalnya diam, tapi lama-lama di ambil juga oleh Nata dengan senyum di wajahnya.
“Dasar anak kecil!” Kata Rino.
From : +628569586425
Nat, besok bawa apa aja?
Nata menduga bahwa yang dari tadi menelponnya adalah nomer ini dan pasti ini Nico. Nata akhirnya membalas SMS Nico. Sebelumnya ia mensave nomer Nico.
To : Nico
Bw mknnan sndri, tapi hrs 4 sht 5 smprna. Bw name tag bntuk buah duren disi nm, asl skul, sm tgl lhr. Lo td tlp gw pke prvt num??
Send message..
Lima menit kemudian Nico menelepon Nata dengan telpon rumah.
“Halo,bisa bicara dengan Nata?”
“Ya, saya sendiri. Sapa ni?”
“Ni gue Nico. Tadi pulsa gue habis.”
“Napa?”
“Berarti besok harus bawa buah ma susu donk!pake sayur juga??terus name tagnya bikin kayak duren gimana caranya??”
“Ya, harus ada susu, buah ma sayur! Lo pikir aja gimana bentuk duren. Terus lo buat deh!”
“Mana bisa!”
“Bisa lah kalo lo punya imajinasi dan kreativitas.”
Nico diam saja menahan marah. Setelah menghela nafas, akhirnya Nico bisa menahan kesal.
“Iya dah! Oya, soal lo nuduh gue yang ngisengin lo pake private number, lo salah. Gue aja nggak punya pulsa buat telpon. SMS aja tadi Cuma sekali.
“Yaudah, gue minta maaf. Lagian bareng gitu tadi sama SMS lo.”
“Yaudah!Tengs ya!GN!”
“Ha?Nama gue bukan GN!Nama gue Nata.”
“Maksud gue Good Night!Da..”
“GNT!!” Kata Nata sambil tersenyum.
“Ikut-ikut!” Kata Nico lalu mengakhiri telponnya.
Nico senang bisa berteman dengan Nata. Perasaannya berkata bahwa Nata tidak seburuk kelihatannya. Tak berapa lama Nico menutup telpon, ada SMS masuk di HPnya. Ternyata ada 2 SMS yang masuk secara bersamaan. Nico membuka pesan yang pertama.
From : Vika syg
Co, gmn hr prtm skul?? Kngn m km ni.pdhl kmrn br ktmu y!!bsk bw p j??bsk q dsrh pke rumbai dr smbu kmpor..ugh!
Nico membalas SMS dari Vika, ceweknya yang baru berjalan 2 minggu.
To : Vika syg
Wah!hr ni seru!q ktmu ma Daril tmn SD q dl. Q skls sm Nadia ma Bima.bsk q srh bw mkn 4 sht 5 smprn.gila y!dah gt td q telat, jd kena hokum deh!
Setelah mengirim SMS itu, Nico membaca SMS ke dua, SMS itu dari Nata.
From : Nata
Co,bsk nme tag’a diklungin pake tli rfia wrn merh m kning. Yg merh di lher yg kning di pinggang. GNND (Good Night Nice Dream) :-p
Membaca SMS Nata, Nico langsung kelabakan membuat name tag dan menyiapkan segalanya dengan buru-buru, sampai SMS dari Vita tidak di balas oleh Nico.
Keesokan harinya Nata berjalan dengan tasnya yang membawa makanan 4 sehat 5 sempurna. Didepan gerbang sudah menunggu kakak kelas yang akan memeriksa kelengkapan MOS.
Nata baru ingat ada yang terlupakan. Tali sepatu Nata bukan hitam dan putih. Tapi putih dua-duanya. Nata takut kalau nanti dia akan dihukum oleh kakak kelasnya. Saat Nata bingung, tiba-tiba Nico mengagetkan Nata dengan suara deru motornya.
“Kenapa nggak masuk?” Tanya Nico.
“Tali sepatu gue, lupa gue ganti. Harusnya item putih. Tali sepatu gue putih semua.” Kata Nata menunjukan tali sepatunya.
Nico melihat tali sepatu Nata dan tali sepatunya yang juga semua hitam.
“Nah!tali sepatu lo sini kasih gue. Tali item gue buat lo. Gimana?”
“Yaudah!cepet!keburu masuk.”
Nico dan Nata bersembunyi di belakang mobil yang tidak jauh dari sekolah, lalu melepas salah satu tali sepatu masing-masing dan memasangnya dengan buru-buru. Akhirnya mereka berdua memasukisekolah dengan perasaan tenang. Tapi saat akan berjalan kearah kelas, tali sepatu Nico yang di pakai Nata tidak terikat dengan keras, akibatnya, saat berjalan, kaki Nata menginjak tali itu dan terjatuh. Seluruh kakinya terasa sakit. Beberapa anak tertawa melihat itu. Tapi ada dua orang cewek yang menghampiri Nata.
“Hai!Lo nggak apa-apa?” Tanya cewek dengan kacamata minusnya, Nata ingat cewek ini bernama Asti, teman sekelasnya.
“Hem??Nggak papa koq!” Kata Nata sambil berdiri dan melihat kakinya sedikit lecet dan memar.
“Yaudah!Lo kelas X2 kan?Kita temen sekelas. Nama gw Asti, ini Isya.”
Nata tersenyum pada mereka berdua, tiba-tiba dari tangga terlihat seorang cewek dengan tubuh subur menghampiri mereka bertiga dengan nafas tersengal-sengal.
“Gila!berat banget ni!nyape-nyapein aja sih!”
“Yang berat itu lu Wi! Makanya diet donk!” Kata Asti pada Tiwi.
“Yee..koq malah ngejekin gue.” Kata Tiwi dengan bibir monyong.
“Gue juga gendut koq!” Kata Nata dengan suara kecil.
“Hahaha…tapi lo nggak seguede dia Nat!” Kata Isya.
Mereka berempat memasuki kelas dan duduk di tempat masing-masing. Nata baru tahu kalau Asti dan Isya dulu satu sekolah dan Tiwi berbeda. Makanya Asti duduk dengan Tiwi dan Isya duduk dengan Ina yang dulu satu sekolah dengan Tiwi.
Nata duduk di tempatnya. Disitu sudah ada Nico yang sedang mengobrol dengan Bima. Nata jadi hanya diam saja. Nata memegang tasnya terasa basah. Nata langsung teringat dengan susu yang ia letak di dalam tas. ‘Jangan-jangan kardus susunya pecah lagi!’ pikir Nata panik.
Nata langsung dengan panik membuka tasnya dan dengan wajah mau menangis melihat kardus susunya memang pecah dan membasahi bagian bawah tas Nata. Nico melihat itu langsung bertanya pada Nata. Tapi tidak jadi, Karena Nico sudah melihat apa yang membuat Nata menjadi diam.
“Nat, kardus susu lo pecah?” Tanya Isya yang melihat Nata.
“Iya.” Jawab Nata pelan. ‘Sial banget sih gue hari ini!’ kata Nata keasl.
Nico langsung pergi keluar kelas menuju kantin dan membeli susu kardus untuk mengganti milik Nata yang sudah pecah. Nico tak tahu kenapa tiba-tiba jadi mau membantu Nata.
“Ni Nat!Yang baru.” Kata Nico menyerahkan susu kardus itu pada Nata.
“Makasih ya,Co!” jawab Nata sambil tersenyum senang.
Hari ini mereka akan meminta tanda tangan kakak kelas tapi untuk mendapatkannya mereka harus di kerjai, kakak Nata pernah berkata kalau itu memang sudah jadi tradisi dari dulu, jadi Nata harus terima aja nasib, begitu kata kakak Nata yang kini duduk di kelas 2 SMA di SMA Dorodes.
Nata senang hari ini dia mulai mendapat banyak teman disekolah. Walaupun dia lebih dekat dengan Asti, Isya, dan Tiwi. Hari ini Nata sangat lelah karena ada kakak kelas yang menyuruhnya untuk berlari naik turun tangga. Saat makan siang, mereka semua mengeluarkan makan siang masing-masing.
Hari ini Nata sengaja membawa tahu,tempe goreng ikan bandeng dan oseng kangkung. Makanan kesukaan Nata, jadi dia sangat lahap. Sambil makan siang, Kak Intan mengumumkan sesuatu sampai membuat Nata tersedak.
“Besok kalian bikin surat cinta ya!di kasih foto sama nomer HP. Yang cowok ngasih kekakak kelas cewek yang cewek ngasih kekakak kelas cowok. Inget ya!”
“Dan satu lagi! Harus bagus ya!Bahasa yang puitis..” Tambah ka Rino. Sambil tersenyum pada Nata.
Kak Rino adalah teman SD Kak Fian, kakak dari Nata. Jadi tidak heran kalau ia sengaja mengerjai Nata. Nata paling tidak bisa kalau harus berpuitis untuk orang lain. Banyak sekali puisi buatannya yang dia simpan dalam satu buku. Tapi bagi dia itu cukup jadi miliknya.
“Lo harus buat yang bagus ya!kan lo pinter buat puisi. Ntar dapat hadiah koq!” bisik Kak Rino pada Nata.
“Mau dapet hadiah berapa pun atau apaun juga, gue nggak mau!mending besok gue nggak masuk!” Jawab Nata.
“Besok gue suruh kakak lo ni!” Ancam Rino.
“BODO!” Kata Nata sambil menjulurkan lidahnya.
***
Seumur hidupnya Nata nggak akan pernah mau nulis puisi buat orang lain. Dia pernah nulis puisi, tapi tulisan puisi itu di jadikan bahan ejekkan untuk temannya. Nata jadi kesal dengan Kak Rino, sepulang sekolah Nata menunggu kak Rino didepan sekolah. Hari ini Nata akan diantar pulang oleh Kak Rino, karena Nata perlu bicara dengan kak Rino.
“Yuk ke mobil gue!” ajak Kak Rino.
“Cewek lo mana?nggak bareng??” Tanya Nata yang celingukan mencari Sari, cewek yang di yakininya sebagai cewek Rino.
“Cewek gue siapa?ngaco lo ya!” Kata Rino sambil membuka kunci mobilnya dan menyuruh Nata masuk.
“Kak Sari, yang waktu ultahnya Kak Fian dateng bareng lo.”
“Bukan cewek gue itu!itu sodara sepupu gue. Cowoknya anak 3IPA3.”
Rino mulai menjalankan mobilnya, Nata tidak melihat kalau beberapa teman sekalsnya melihat Nata pergi bersama Rino. Termasuk Nico yang saat itu akan pulang bersama Bima dan Daril.
“Eh, Nata tuh!Wah, baru 2 hari sekolah disini udah dapet gebetan kakak kelas.” Kata Bima menunjuk mobil Rino dengan dagunya.
“Kenpa lo ngurusin itu?urusan dia kali.” Kata Daril.
“Eh, gue duluan ya!mau jemput Vita di sekolahnya.” Kata Nico.
“Lo masih sama Vita?” Tanya Bima.
“Masih!duluan ya!” Jawab Nico sambil menjalankan motornya.
Tengah malam kemarin, Nico baru melihat SMS dari Vita. Vita memintanya untuk menjemput di sekolah. Selama 2 minggu mereka berpacaran sudah berkali-kali mereka bertengkar karena Vita selalu egois. Nico selalu menuruti kemauan Vita untuk mengantar kemana pun yang Vita mau. Kalau Nico tidak mengiyakan, Vita pasti akan marah. Tapi kalau Nico sudah mengatakan putus, Vita tidak mau mengabulkannya. Malah Vita akan menangis. Nico sebenarnya lelah dengan Vita. Sikap Vita tak pernah berubah.
***
Di mobil Rino..
“Kenapa lo ngajak gue pulang bareng?” Tanya Rino.
“Gue nggak mau bikin puisi!” Kata Nata.
“Kenapa nggak mau?itu kan tugas dari OSIS. Emank acaranya kayak gitu!” Kata Rino.
“Nggak mau!”
“Lo takut kayak dulu lagi??”
Nata hanya diam, dia jadi teringat kejadian waktu dia SMP dulu. Rino juga tahu kejadian itu. Saat Nata kelas 1, Nata sedang berada di kelas karena malas keluar kelas saat istirahat. Dia memutuskan untuk menulis puisi di buku khususnya. Tentang cowok yang dia sukai, Nata saat itu pernah menyukai Rino. Tapi Nata tak berharap banyak untuk mengenal Rino, karena Rino sangat terkenal diantara kakak kelasnya.
Tapi karena Rino teman Fian sejak SD, jadi Nata bisa dekat dengan Rino. Nata yang tiba-tiba kebelet pipis, langsung meninggalkan puisinya di atas meja. Nata tidak tahu kalau ada seorang anak cowok yang mengamatinya dari luar, saat Nata keluar kelas cowok itu masuk dan melihat sejenak kertas milik Nata dan merobeknya satu.
Saat Nata kembali, Nata kaget karena buku puisinya sudah ada di lantai dan ada bekas robekan. Itu puisi tentang Rino! Nata jadi panik. Tapi bel masuk telah berbunyi, Nata tidak sempat mencari siapa yang merobek ketas itu. Sepulang sekolah Nata menemukan kertasnya tertempel di Mading. Banyak anak yang membaca puisi Nata. Selama seminggu Nata dan Rino menjadi bahan ejekan. Ada yang bilang puisi Nata norak dan nggak bagus sama sekali.
Nata akhirnya tahu siapa yang membuat Nata malu setengah mati selama seminggu. Deni, teman sekelas Rino yang suka pada Nata. Deni mengakui kesalahannya, setelah Rino menceritakan kalau Nata tidak mau masuk sekolah karena malu.
Nata menghela nafas panjang kalau ingat kejadian itu.
“Pliz,Rin!Buat gue ada dispensasi donk!” Kata Nata sambil memohon.
“Lo tenang aja!nggak akan ada yang ngejekin lo koq!lagian ntar puisi itu nggak bakal di baca di depan anak-anak satu angkatan.”
“Bisa nggak sih kalo nggak kayak gitu bikinnya?”
“Lagian puisi lo itu bagus koq!jadi jangan malu buat nunjukin kemampuan lo!” Kata Rino sambil menggenggam tangan Nata.
“Apa-apan sih lo megang-megang tangan gue!Genit lo!” Kata Nata sambil menarik tangannya. Tapi karena terlalu kuat menarik, tangan Nata terbentur dashboard. “Aduh!”
“Dulu kan lo naksir gue, sekarang nggak lagi nih??” Tanya Rino dengan cengir kudanya.
“Sory aja ya!kalo dulu gue tau lo punya sikap genit dan jail!gue nggak akan pernah naksir lo!” Kata Nata sebal.
“Oh, andaikan kau tau bagaimana perasaan ku yang terpendam.” Kata Rino dengan peragaan membaca puisi yang dulu pernah di buat oleh Nata.
“Stop!Argh..!Nyebelin banget sih lo!udah deh!”
Rino tertawa melihat sikap Nata yang kesal. Rino senang sekali mengganggu Nata. Rino sudah menganggap Nata sebagai adik sendiri, karena Rino adalah anak tunggal. Rino selalu membagi apa yang ia miliki dengan Nata. Jadi Rino seperti memiliki adik sendiri.
“Nat,nginep di rumah gue mau nggak?” Tanya Rino.
“Mank kenapa?” Tanya Nata sambil melepas ikat rambutnya dan mengibaskannya seperti dalam iklan shampoo.
“Habis dah lama kan lo nggak nginep di rumah gue. Om sama tante kangen sama lo.” Kata Rino.
Ayah dan Ibu Rino juga sudah menganggap Nata sebagai anak sendiri.
“Ntar gue tanya nyokap dulu ya!” Kata Nata.
Diam-diam Rino memperhatikan Nata dengan sudut matanya,’Nata cantik juga!’ Rino geleng-geleng kepala, Nata malah ketawa melihat cowok disebalahnya yang geleng-geleng kepala nggak jelas.
“Kenapa lo?Pusing?Sini gue yang nyetir!” Kata Nata sambil menarik stir mobil.
“Kagak! Gue bingung aja! Koq cewek kayak lo bisa di taksir Deni dulu!hahaha..”
“Apaan sih, No maksud lo?!” Kata Nata sambil melipat tangan di depan dada dan memonyongkan mulutnya.
“Tu kan ngambek lagi!Maksud gue, lo kan jelek!udah ndud, item, cengeng, tukang ngambek lagi!
“Iya!Iya!Gue emang jelek!Puas!”
Rino membelai rambut panjang Nata, tapi ditepis oleh Nata. Rino akhirnya berhenti di sebuah toko dan membawa es krim.
“Nih, jangan ngambek lagi ya!” Kata Rino sambil menyodorkan es krim pada Nata.
Nata awalnya diam, tapi lama-lama di ambil juga oleh Nata dengan senyum di wajahnya.
“Dasar anak kecil!” Kata Rino.